Selasa, 10 Maret 2009

Job Design

(Sumber : Perilaku Organisasi – Stephen P. Robbins)
Pengertian Job Design
Job design adalah proses yang menghubungkan tugas khusus dengan pekerjaan dan menentukan teknik, peralatan, dan prosedur yang harus digunakan untuk melakukan pekerjaan itu.

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK MENGANALISIS TUGAS KERJA

Teori Karakteristik Tugas
Teori Karakteristik Tugas (task characteristic theory), yaitu upaya untuk mengidentifikasi karakteristik tugas pekerjaan, bagaimana gabungan karakteristik itu membentuk pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, dan hubungan karakteristik itu dengan motivasi, kepuasan, dan kinerja karyawan.

Model Karakteristik Pekerjaan
Model Karakteristik Pekerjaan(JCM-Job Characteristics Model) dari Hackman dan Oldham adalah mengidentifikasi lima karakteristik pekerjaan dan hubungannya dengan hasil pribadi dan hasil kerja.

Menurut JCM, setiap pekerjaan dapat dideskripsikan ke dalam lima dimensi pekerjaan inti, yang dideskripsikan sebagai berikut :
1. Keanekaragaman keterampilan : Sejauh mana pekerjaan itu menuntut keragaman kegiatan yang berbeda sehingga pekerja itu dapat menggunakan sejumlah keterampilan dan bakat yang berbeda.
2. Identitas tugas : Sejauh mana pekerjaan itu menuntut diselesaikannya seluruh potongan kerja secara utuh dan dapat dikenali.
3. Pentingnya tugas : Sejauh mana pekerjaan itu mempunyai dampak yang cukup besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain.
4. Otonomi : Sejauh mana pekerjaan itu memberikan kebebasan, ketidaktergantungan, dan keluasan yang cukup besar ke individu dalam menjadualkan pekerjaan itu dan dalam menentukan prosedur yang digunakan menyelesaikan kerja itu.
5. Umpan balik : Sejauh mana pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang dituntut oleh pekerjaan itu menghasilkan perolehan atas informasi yang langsung dan jelas oleh individu mengenai keefektifan kinerjanya.

Model Pemrosesan Informasi Sosial
Model Pemrosesan Informasi Sosial(SIP-Sosial Information processing Model) adalah orang menanggapi pekerjaannya seperti yang dipersepsikan bukannya menanggapi pekerjaan objektif itu sendiri.

RANCANGAN RUANG KERJA

 Ukuran : Ukuran ditetapkan dengan kaki persegi untuk setiap karyawan. Secara historis, penentu paling penting atas ruang yang disediakam bagi karyawan adalah status. Semakin tinggi hierarki seseorang pada organisasi, semakin besar kantor yang umumnya ia dapatkan.
 Penataan : Jika ukuran merujuk ke ukuran besarnya ruangan per karyawan, penataan (arrangement) merujuk ke jarak antara orang dan fasilitas. Seperti penataan tempat kerja itu penting terutama karena sangat mempengaruhi interaksi sosial. Ada sejumlah riset yang mendukung bahwa Anda lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh karena itu, lokasi kerja karyawan itu mungkin mempengaruhi informasi yang ingin diketahui seseorang dan penyertaan atau penghindaran seseorang dari peristiwa-peristiwa organisasi.
 Privasi : Privasi sebagian merupakan fungsi dari besarnya ruang per orang dan pengaturan ruang itu. Namun privasi juga dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya. Salah satu trend rancangan ruang kerja yang paling tersebar luas di tahun-tahun terakhir adalah menghapuskan setahap demi setahap kantor-kantor yang tertutup dan menggantikannya dengan rancangan kantor yang terbuka yang memiliki sedikit, kalau ada, dinding atau pintu. Kadang-kadang digambarkan dalam debat antara gua (cave) melawan kubus (cube), yang pertama memberikan privasi, sementara yang kedua memudahkan komunikasi yang terbuka.
 Feng Shui : Feng Shui merupakan system China kuno untuk mengatur lingkungan seseorang sehingga selalu berada dalam keharmonisan dan keseimbangan dengan alam.
 Rancangan Ruang Kerja dan Produktivitas : Penelitian mengharapkan bahwa ruang kerja, dalam dan dari sendirinya tidak mempunyai pengaruh secara substansi dalam memotivasi orang. Melainkan, ruang kerja tersebut membuat perilaku tertentu menjadi lebih mudah atau lebih sulit dilakukan. Secara lebih spesifik, bukti menunjukkan desain ruang kerja yang meningkatkan akses karyawan, menyenangkan dan fleksibilitas kemungkinan mempengaruhi motivasi dan produktivitas secara positif.

PILIHAN JADUAL KERJA

Waktu Lentur

Waktu lentur (flextime) adalah singkatan dari jam kerja yang luwes (flexible work hours). Karyawan bekerja selama periode waktu inti umum pada setiap hari namun memiliki kebebasan dalam membentuk hari kerja mereka dari serangkaian jam fleksibel di luar inti.

Berbagi Pekerjaan
Berbagi pekerjaan (job sharing) adalah praktik dua orang atau lebih memecah pekerjaan 40-jam sepekan.

Telekomuting
Telekomuting (telecommuting) adalah karyawan melakukan pekerjaan di rumah pada komputer yang disambungkan ke kantornya.

RINGKASAN DAN IMPLIKASI BAGI PARA MANAJER

Pemahaman akan rancangan kerja dapat membantu para manajer merancang pekerjaan yang secara positif mempengaruhi motivasi karyawan. Misalnya, pekerjaan yang berskor tinggi dalam potensi motivasi meningkatkan kendali karyawan terhadap unsur-unsur utama pekerjaannya. Oleh karena itu, pekerjaan yang menawarkan otonomi, umpan balik dan karakteristik tugas rumit yang serupa membantu memenuhi sasaran masing-masing karyawan yang menginginkan kendali yang lebih besar atas kerja mereka. Tentu saja, konsisten dengan model pemrosesan informasi sosial, persepsi bahwa karakteristik tugas itu rumit [kompleks] agaknya lebih penting dalam mempengaruhi motivasi karyawan daripada karakteristik tugas objektif itu sendiri. Maka kuncinya adalah memberi para karyawan isyarat yang memberi kesan bahwa skor kerja mereka tinggi pada faktor-faktor seperti keragaman keterampilan, identitas tugas, otonomi, dan umpan balik.
Variabel rancangan ruang kerja seperti ukuran, pengaturan, dan privasi mempunyai implikasi pada komunitas, status, sosialisasi, kepuasan, dan produktivitas. Sebagai contoh, kantor yang tertutup umumnya menyandang lebih banyak status daripada ruang kubus yang terbuka. Dengan demikian, karyawan dengan kebutuhan yang tinggi akan status mungkin menemukan kantor tertutup itu meningkatkan kepuasan kerjanya.
Pilihan jadual kerja alternative seperti waktu lentur, berbagai pekerjaan, dan telekomuting telah semakin popular dalam tahun-tahun terakhir. Semua itu telah menjadi alat strategis yang penting ketika organisasi berusaha meningkatkan kelenturan waktu kerja yang dibutuhkan karyawan di tempat kerja yang sedang berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar